Kajian Wanita Islam,  Ketahanan Keluarga,  Uncategorized

PENGUATAN KETAHANAN KELUARGA UNTUK MENANGKAL PENULARAN VIRUS HIV

Akhir-akhir ini kita disuguhkan data yang mencengangkan dari Kementerian Kesehatan Republik indonesia. “Kementerian kesehatan beberapa waktu lalu merilis data, ada 5.100 Ibu rumah tangga yang terdapat HIV pada tiap tahunnya. 33 persen diantaranya ternyata terinveksi dari pasangan/suami masing masing. Parahnya lagi, data tsb juga menyebut ada 14.000 anak yang terinveksi virus yang sama.”

Terkait dengan data yang disampaikan oleh kementerian kesehatan tersebut, maka  Pimpinan Pusat Wanita Islam  merasa prihatin dan miris dengan kenyataan yang terjadi di masyarakat saat ini. Pimpinan Pusat Wanita  mendorong pemerintah agar kementerian kesehatan menjadikan program  edukasi, pencegahan dan penanganan HIV menjadi program utama pemerintah sebagaimana pemerintah menyikapi masalah stunting. Persoalan stunting adalah hal yang serius untuk ditangani demi menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, namun persoalan penanganan masyarakat yangg terinfeksi HIV juga hal yang penting.

Pimpinan Pusat Wanita Islam sejak awal berdirinya telah menekankan  program penguatan ketahanan keluarga yang  menjadi garis perjuangan dan komitmen Wanita Islam dalam pembinaan keluarga dan masyarakat.Program menjaga ketahanan keluarga ini diimplementasikan melalui berbagai program  diantaranya melalui pendidikan, dakwah, sosial, kesehatan dan ekonomi.

Wanita Islam sebagai anggota Konggres Wanita Indonesia ( Kowani) akan meminta , mendorong dan bersama Kowani untuk menjadikan program bersama dalam mengkampanyekan kembali pencegahan HIV

Akar persoalan tersebut ada pada tatanan sistem keluarga yang tidak benar serta lemahnya sistem kontrol soaial di masyarakat.  Cara pandang masyarakat  terhadap institusi keluarga berbeda- berbeda, yaitu. 1) Keluarga  sebagai sarana untuk mencapai cita-cita luhur dengan membina dan menyiapkan keturunan yang berkualitas untuk mengembangkan masyarakat yang bermartabat. Standar keberhasilan keluarga seperti ini  dilihat dari seberapa besar kebermanfaatn pada diri, keluarga dan masyarakat. 2) Keluarga sebagai sarana mengembangkan keturunanan dan  mengumpulkan materi atau aset, ukuran keberhasilan keluarga dihat seberapa besar aset yang dimiliki 3) Keluarga sebagai tempat bertemunya dua insan yg berbeda yg keduanya atau salah satu darinya tidak memiliki komitmen bersama. Tdk ada idelaisme bersama yg ingin diwujudkan, Biasanya keluarga yg terpapar HIV adalah mereka yg memiliki cara pandang nomor 3 diatas. Mereka rentan terpengaruh  terhadap gangguan dan penyimpangan-penyimpangan di sosial masyarakat seperti pergaulan bebas, kriminalitas dll. Mereka menjadi keluarga yang permisif dengan berbagai macam tindak asusila.

Dalam menyikapi hal tersebut, Wanita Islam akan melakukan pendekatan, penguatan dan pendidikan. 

  1. Pendekatan terhadap para korban HIV baik ibu  rumah Tangga dan anak melalui  menjaga komunikasi dan silaturahim, bahwa mereka adalah bagian dari masyarakat.
  2. Penguatan mental mereka agar mereka tdk putus asa dengan apa yg  mereka alami. Mereka tetap menjadi anggota masyarakay yg berarti dan bisa melakukan aktifitas sosial.
  3. Pendidikan dilakukan tdk hanya pada korban tapi pada masyarakat umum untuk menghindari pergaulan  bebas, waspada dengan pasangan, serta menjauhkan diri dari sek bebas baik sesama jenis maupun dengan lawan jenis.
  4. Pendidikan agama menjadi solusi penting mencegah maupun mengobati penyakit HIV

Lemahnya kontrol sosial masyarakat menjadikan orang tidak lagi malu atau risih dengan kemaksiatan yang mereka lakukan. Setiap individu merasa bebas dan berhak atas dirinya sendiri, berbuat semaunya sendiri. Apalagj dilindungi dg konsep HAM yang salah kaprah.

Penulis: Dr. Hanip Pujiati (Sekjen Pimpinan Pusat Wanita Islam & Dosen Universitas Negeri Jakarta)



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *